Toxoplasma gondii; Morfologi, Siklus Hidup, dan Manifestasi Klinis
Sumber: Canva |
INFOLABMED.COM -Parasit merupakan salah satu kelompok mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi penyakit. Parasit dapat ditularkan melalui hospes, lingkungan dan makanan yang dikonsumsi.
Salah satu jenis parasit yang dapat menyebabkan
penyakit bagi manusia yaitu Toxoplasma gondii.
Toxoplasma gondii adalah jenis parasit yang dapat menyebabkan
toksoplasmosis yang merupakan penyakit zoonis.
Toxoplasma gondii tergolong protozoa obligat intraseluler yang memiliki
3 bentuk yaitu takizoit (bentuk poriferatif), kista (berisi bradizoit), dan
ookista (berisi sporozoit).
Bentuk parasit secara intraseluler berbentuk lonjong
atau bulat.
Sedangkan secara ekstraseluler parasit ini berukuran
kecil sekitar 2 x 5 mikron berbentuk seperti bulan sabit yang tumpul di
salah satu ujungnya.
Kucing merupakan hospes definitif parasit ini, di mana
Toxoplasma gondii mengalami perkembangbiakan secara seksual di dalam
usus kucing (fase enteroepitelial).
Kucing akan mengeluarkan ookista Toxoplasma gondii
melalui feses dan ookista akan bertahan lama dan mencemari lingkungan.
Ookista kemudian berkembang menjadi ookista yang
bersifat infektif. Manusia dan hewan terkontaminasi ookista tersebut melalui
air atau makanan yang terkontaminasi ookista.
Selain itu penularan dapat terjadi melalui luka
terbuka dan infeksi turunan dari ibu hamil yang mengalami toksoplasmosis ke
janin.
Selanjutnya ookista masuk ke dalam usus manusia dan
berkembang menjadi takizoit lalu menyebar ke bagian tubuh lain melalui
peredaran darah.
Di jaringan saraf dan otot, takizoit berkembang
menjadi bradizoit sehingga menimbulkan gangguan saraf.
Infeksi toksoplasmosis sering dialami oleh wanita
hamil di mana dampak yang disebabkan antara lain terjadinya pengapuran bayi,
korioritis, mikrosefalus, hidrosefalus, gangguan psikologis, hingga
kejang-kejang.
Menurut WHO, terdapat sekitar 2 miliar penduduk dunia
menderita toksoplasmosis.
Toxoplasmosisi di Indonesia cukup sering terjadi dan
menimbulkan kecacatan kongenital pada bayi baru lahir.
Manifestasi klinis toksoplasmosis yaitu terjadinya
obertus (bayi lahir mati), kelainan pada bayi seperti ensefalomielitis,
hepatosplenomegali, ikterus, limfadenopati, kelainan saraf pusat dan lesi mata,
rusaknya berbagai organ seperti pneumonia, bahkan keguguran bayi pada wanita.
Umumnya dilakukan pemeriksaan laboratorium dalam
penegakan penyakit toksoplasmosis.
Terdapat dua macam metode diagnosis laboratorium Toxoplasma
gondii, yaitu metode sediaan langsung dan metode konsentrasi pengapungan
sentrifugasi.
Adapun pencegahan dan pengendalian toksoplasmosis
yaitu dengan memperhatikan kebersihan diri, hewan peliharaan kucing, dan
lingkungan. Selain itu dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi makanan mentah.
Sumber:
Sulistianingrum. 2021. Identifikasi Toxoplasma gondii Pada Feses Kucing Liar dan Feses Kucing Peliharaan. Tugas Akhir Program Studi Teknologi Laboratorium Medis STIKES Insan Cendekia Medika Jombang. Repository STIKES Insan Cendekia Medika Jombang
Ikuti berita terkini dengan mengikuti kami di Google News atau klik tautan ini Google News INFOLABMED.
Post a Comment